ORIENTASI KAMPUNG MAIN PRESTASYIK: GELANGGANG INSPIRASI FOUNDER IBU PROFESIONAL (18 Oktober 2021)

Oktober 27, 2021



Masih bersambung dengan tulisan sebelumnya, orientasi minggu ini memasuki menu inti. Yaitu pertemuan dengan founder Ibu Profesional yakni ibu Septi Peni Wulandani.

Topik yang diangkat pada pertemuan kali ini adalah “Berdaya Bersama Komunitas”.

E-flyer oleh Tim Kampung Main Prestasyik

Beberapa bahasan yang diangkat dalam gelanggang inspirasi ini adalah mengapa berkomunitas, kapan sih harusnya seseorang mulai berkomunitas serta hal mendasar apa yang harus dipahami ketika seseorang mau mendaftar suatu komunitas. 

Jadi menurut Ibu Septi, berkomunitas bagi seorang ibu sebenarnya bisa dimulai kapan saja. Adalah hal yang sangat wajar jika seorang ibu fokus di dalam keluarganya. Namun diri sendiri jugalah yang mengetahui kapan ia harusnya mulai “berinteraksi dengan lebih” dengan orang di luar keluarganya. Berkomunitas erat kaitannya dengan memenuhi kebutuhan fitrah manusia sebagai makhluk sosial. Itu artinya manusia siap berbagi, melayani, berinteraksi, demi memenuhi kebutuhannya bertumbuh, serta meningkatkan kualitas dirinya. Sama seperti halnya ketika kita merasa lapar dan mulai mencari makan, maka demikian pulalah seorang ibu ketika “merasa perlu untuk bersosialisasi”.

Dia akan mulai bergerak dan mencari sesuatu untuk memenuhi rasa laparnya. Nah, ketika itu mulai terjadi, mungkin itulah waktu yang tepat untuk berkomunitas. Sounds interesting, right? 

Komunitas bukan satu-satunya jawaban, namun ia adalah pilihan. Komunitas yang bagaimana yang sesuai, diri sendiri pulalah yang menentukan.

Menurut Ibu Septi ketika membangun komunitas Ibu Profesional impiannya adalah memberikan wadah bagi para ibu untuk bertumbuh dan bertambah kualitasnya sebagai perempuan, baik ibu, istri maupun makhluk sosial. Memberikan wadah bagi para ibu untuk “memenuhi rasa lapar”-nya sebagai makhluk sosial. 

Adalah suatu fitrah manusia untuk berkreasi dan berkembang, maka ketika ingin bergabung dengan suatu komunitas hal-hal berikut mungkin bisa menjadi pertimbangan:

1. Pahami founder-nya dan core value-nya.

Bagaimana struktur berpikirnya, tujuannya, keseharian dan serta nilai-nilai hidupnya.

Kalau memang kita merasa value hidup yang dipegangnya sama dengan yang kita pegang atau paling tidak sejalan. Apakah core value yang ada di komunitas bisa diterapkan di keluarga kita?

 2. Code of Conduct yang ada dalam komunitas tersebut.

Aturan dan batasan berinteraksi sepertinya penting yaa.., untuk mengantisipasi hal-hal yang kurang berkenan juga untuk membantu member fokus pada tujuan.

Salah satu contoh adalah dilarang menyebarkan info yang tidak jelas kebenarannya, sumber tidak jelas karena tentu saja hal tersebut berpotensi menimbulkan perpecahan dalam komunitas. Komunikasi yang sehat berbanding lurus dengan komunitas yang sehat pula.

 3. Pahami cara berbahagia di suatu komunitas

Untuk komunitas Ibu Profesional, Ibu Septi selalu berpesan, bahwa salah satu hal yang bisa membuat bahagia adalah ketika kita mengambil peran dalam aktvititas yang menyenangkan kita. Dalam skala kecil, misal di keluarga. Seorang ibu harus bisa menentukan apa yang bisa membuatnya bahagia. Kalau ada yang tidak membuat bahagia namun harus dilakukan, itulah tantangan. Find the way out.

Demikian pula ketika berbahagia dalam komunitas, ambillah peran yang disukai. Bukan sekedar menunggu. Niatkan diri untuk berbagi dan melayani karena dari situlah kebahagiaan berasal. Ambillah peran dengan bahagia, dimanapun Ibu berada. Ya di rumah, ya di komunitas.

Karena mengambil peran berarti peluang untuk berbagi dan melayani, sehingga tangki bahagia terisi. Dan ketika member komunitas berbahagia, harapannya komunitas yang sehat juga tercapai.

Kalau sudah mencoba namun tidak bahagia juga, maka mungkin memang itu bukan komunitas yang tepat. Bukan hal yang salah, karena manusia akan selalu bergerak mencari apa yang sesuai untuk dirinya.

 4. Tahu aturan main ketika kita ingin keluar

Kita masuk dengan baik, maka bila suatu saat akan ada keputusan untuk keluar, maka pahami cara keluar yang baik. Mulai dengan baik, maka akhiri dengan baik pula. Tujuannya untuk menjalin silaturahmi yang baik pula.

Ibu Septi juga berbagi tentang bagaimana ia meramu ide, mengandung dan melahirkan sebuah program baru. Ibaratnya seorang anak memiliki adik baru, maka untuk Ibu Septi beliau menyadari pola lahirnya sebuah program baru di Ibu Profesional. Istilahnya, ada ilmu titen yang ia sadari. Maka berdasarkan pengalaman yang ia miliki setiap 3 tahun sekali akan lahir sebuah “anak” baru. Hmm, menarik juga kesadaran yang dimiliki Ibu Septi ini. Beliau sepertinya paham benar apa yang membuatnya bahagia.

Ada pertanyaan menarik tentang bagaimana berusaha konsisten ditengah-tengah teman-teman yang sudah tidak sejalan?

Kalau kita tahu tujuan kita, pasti kita akan maju terus. Kalau strong why, kita sudah kuat, biasanya kita ikut sesuatu bukan karena ikut-ikutan.

Kalau ada 100 orang yang berkecimpung didunia pendidikan ibu, pasti saya ada satu diantaranya. Kalau ada 10 orang, saya pasti ada satu diantaranya. Dan kalau hanya ada satu orang yang berjuang didunia pendidikan ibu, itu pasti saya.

Dengan adanya strong why seperti ini, maka dalam keadaan apapun kita akan mencari cara untuk berjuang. Hmmm…. what an insight :)

Bagi saya pertemuan malam ini bukan sekedar nasihat dari founder ke member, namun lebih dalam lagi yaitu suatu tips parenting dari seorang ibu ke anaknya. Banyak sekali yang bisa saya refleksikan dalam perjalanan saya membersamai anak-anak.

Lalu bagaimana dengan Anda? Apakah komunitas juga adalah tempat yang Anda pilih untuk tumbuh dan berkembang? Jawabannya ada di Anda.

Semoga tulisan ini bermanfaat yaa. Selamat menentukan langkah. :)


 

Apresiasi Resume 2: Ari Nurul Yusiani

 


#Resume2

#Gelangganginspirasifounderibuprofesional

#orientasikampungkomunitas

#balaimaingembira

#ibuprofesional2021

#komunitasibuprofesional

#kampungmain3

#semestakaryauntukindonesia

#salamberprestasi

#PrestAsyik


Singapura, 28 Oktober 2021

Salam Inspirasi,

A.N.Y





























You Might Also Like

0 komentar